Di Artikel tentang ASAL MULA IMAM LEWI sudah dipaparkan garis
keturunan dan kwalifikasi suku Lewi sehingga mereka layak diangkat
sebagai imam-imam Tuhan yang melayani di Kemah Sembahyang atau di Bait
Suci. Kini akan diulas tugas dan peranan kaum Lewi sebagai imam Allah.
TUGAS IMAM LEWI DI ZAMAN MUSA
Sejak
bangsa Israel keluar dari Mesir, semua kepemimpinan berada di atas
pundak Musa. Ia dipercaya sebagai pemimpin yang dipilih Allah untuk
menuntun bangsa Israel. Musa menjadi mediasi antara Allah dan bangsa
pilihan-Nya ini. Kepemimpinan yang bertumpuk-tumpuk ini menyebabkan
tersitanya waktu dan tenaga Musa untuk menjalankan tugas kepemimpinan
lainnya. Maka, Allah menyerahkan pelaksanaan jabatan imamat kepada
Harun. Allah menahbiskan Harun beserta keturunannya sebagai pelaksana
ibadah bagi bangsa Israel (Kel 28:1). Jabatan imamat ditetapkan Allah
sebagai warisan turun-temurun bagi keturunan Harun (Bil 3:1-10). Harun
diangkat sebagai imam besar yang terpilih di antara para imam lainnya
untuk menjadi
primus inter pares (orang yang dianggap senior)
(Im 8:12; 21:10). Allah meminta Musa agar semua orang yang termasuk dalam bani Lewi ditugaskan khusus untuk
membantu imam Harun.
Mengenai alasannya kenapa Allah memilih suku Lewi, telah dikupas dalam
PRAISE 19 yang lalu. Anggota bani Lewi yang diwajibkan bekerja harus
berusia 30-50 tahun (Bil 4:35, 39, 43, 47). Kitab Bilangan 8:24
memperbaharui batas usia orang Lewi yang wajib bekerja minimal 25 tahun.
Setelah berumur 50 tahun, mereka hanya diperbolehkan membantu
rekan-rekan mereka. Allah menetapkan pembagian kerja para pelayan imam
mengenai pemeliharaan Kemah Suci.
Pembagian kerja dibagi menurut ketiga bani Lewi yakni
Gerson, Kehat dan
Merari (Kel 6:16-18; Bil 3:17-37). Setiap kaum memiliki tugas yang berbeda di dalam Kemah Suci. Kaum
Gerson
memiliki tanggung jawab untuk mengurus Kemah Suci, tirai pintu Kemah
Pertemuan, di sekeliling Kemah Suci dan mezbah (Bil 3:25-26). Kaum
Kehat memelihara barang-barang kudus seperti tabut, meja, kandil, mezbah, dan perkakas tempat kudus (Bil 3: 27-31). Sedangkan, kaum
Merari
bertanggung jawab atas papan Kemah Suci, kayu lintang, alasnya dan
segala perabotannya (Bil 3:36-38). Kewajiban yang mereka emban tidak
boleh dilakukan oleh orang awam (Bil 3:38).
Dalam Alkitab ada
istilah “imam-imam orang Lewi’ seolah adanya pembedaan antara imam dan
orang-orang Lewi (Ul 18:1,3,6 bnd Ul 17:9; 24:8; 27:9 bnd Yos 3:3; 8:33
). Dan memang rupanya peran imam tidak dapat disamakan dengan peran
orang Lewi sebagai pelayan imam. Walaupun Harun dan bani Lewi lainnya
berasal dari satu keturunan yang sama, peran mereka berbeda satu sama
lain. Kitab Bilangan 3 mencatat suatu pembedaan antara tugas imam dengan
tugas orang Lewi. Namun demikian perbedaan diatas tidak menghilangkan
tujuan yang sama bahwa Allah menetapkan seluruh bani Lewi sebagai
pelayan Allah (Bil 3:12-13).
TUGAS IMAM DI ZAMAN DAUD
Pada zaman pembuangan, imam bangsa Israel belum terorganisir dengan baik. Kemungkinan besar para imam ini dapat diorganisir
dengan baik setelah mereka memasuki tanah perjanjian. Khususnya
setelah pemerintahan raja Daud. Salah satu sumbangan penting dari Daud
bagi peribadatan Israel adalah pengaturan tugas suku Lewi. Kepiawaiannya
dalam membagi pelayanan kaum Lewi bahkan menjadi dasar untuk organisasi
keagamaan Israel hingga ke zaman Perjanjian Baru. I Taw 23 :1-5
mencatat bahwa Daud membagi 38.000 orang Lewi pada zamannya menjadi 4
kelompok dan tugas mereka (ay.
24-32).
Keempat kelompok tersebut disebutkan satu persatu: 24.000 merupakan
kelompok yang melanjutkan tugas-tugas di rumah Allah (ps. 24), keturunan
Harun juga termasuk kelompok ini (
24:1-19)
maupun orang-orang Lewi lainnya yang membantu keluarga tersebut; ada
6.000 orang diangkat sebagai para pejabat dan para hakim yang bertugas
untuk mengatur urusan-urusan luar bangsa Israel (
26:29-32); 4000 orang Lewi yang bertugas sebagai penjaga pintu gerbang dan juga harta kekayaan Bait Allah (
26:1-28) dan
ada 4000 orang Lewi yang bertugas sebagai tim musik (ps. 25).
Para imam, orang-orang Lewi di Bait Allah serta tim musik kemudian
diatur lebih lanjut ke dalam 24 kelompok yang pergantian tugasnya
disesuaikan dengan masa-masa ibadah bulanan.
KESIMPULAN
Fungsi
utama Imam adalah melayani di hadapan Tuhan (Ulangan 18:5,7). Dengan
demikian Imam berperan penting dalam hal spiritualitas bangsa Israel
Kuno. Tugas pokoknya adalah menjadi jembatan bagi manusia dan Allah.
Peran utama seorang imam adalah sebagai pemimpin ibadah, ritus dan
kultus. Imam juga diwajibkan untuk menjaga api tetap menyala di atas
mezbah. Imam bertanggungjawab atas hukum-hukum yang mengatur hidup
bangsa Israel. Dalam pemerintahan bangsa Israel, mereka mempunyai dua
hukum.