Labels

Sunday, May 12, 2013

Berangkat ke Amerika Serikat untuk Jadi Pembantu, akhirnya lulus S3 di Harvard


 
:"For those who want to live, the sky is the limit".

~ Dr. Jin Kyu Robertson ~

Dr. Jin Kyu (Suh) Robertson lahir dan dibesarkan di Korea. Beliau pernah bekerja sebagai buruh pabrik, pelayan, dan pembantu rumah tangga. Pada usia 22 tahun, beliau pindah (emigrasi) ke Amerika Serikat untuk menjadi pembantu rumah tangga (sebuah lowongan pekerjaan yang beliau temukan melalui sebuah iklan di koran terbitan Korea) dengan kondisi saat itu tidak bisa berbahasa Inggris dan hanya memegang sebuah tiket untuk pergi serta uang sebesar 100 Dolar Amerika. Pada usia 28 tahun menjadi tentara Amerika Serikat, kemudian pensiun dengan pangkat Mayor, mendapatkan gelar Master pada usia 43 tahun dan gelar Doktor pada usia 57 tahun (keduanya diraih di Harvard). Kini beliau adalah seorang pembicara motivasional yang inspiratif, penulis buku autobiografi dan penyiar di sebuah acara talk show "American Dreams: The Sky Is The Limit" di radio Voice America/World Talk. (Silakan download dan dengar wawancara dengan beliau "From Immigrant Housemaid to Harvard Graduate" di Post #2).


Siapapun yang pernah dekat dan bergaul akrab dengan Jin Kyu Robertson pasti terkesan akan sambutan hangatnya, kekuatan, ketabahan,

Saturday, May 4, 2013

Kejatuhan Musisi Ternama : Lucifer

Sungguh sangat tak mungkin Allah yang begitu suci dapat menciptakan satu makhluk yang kemudian menjadi iblis jahanam. Ini sebenarnya bertentangan dengan semua sifat Allah. Namun demikian, iblis merupakan realita dan sepak terjangnya sudah banyak memberi pengaruh buruk kepada dunia ini. Dalam Alkitab ditulis tentang asal mula iblis. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci, nampaknya Allah sendiri enggan menceritakan tragedi yang begitu menyedihkan itu, namun ada ayat-ayat yang memberi sinar terang pada misteri ini.
                Yehezkiel 28:11-19 dan Yesaya 14:12-14 mencatat tentang keadaan mula-mula dan kejatuhan Lusifer yang kemudian menjadi iblis. Kata “Lusifer” memang tidak terdapat dalam Alkitab terjemahan LAI. Hanya ditemukan dalam terjemahan bahasa Inggris versi King James (KJV) : “How art thou fallen from Heaven, O Lucifer, son of the morning! How art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!” (Yesaya 14:12). Sebutan ini berasal dari bahasa latin yang digunakan oleh Jerome, ketika menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa latin yang disebut Vulgata pada abad ke-4. Dalam bahasa Ibrani diterjemahkan “Helel”, yang artinya sama dengan Lusifer (dari “Luci” dan “foros”) yaitu “Pembawa Cahaya”. LAI menterjemahkan sebagai “Bintang Timur” (yang kemudian menjadi rancu dengan istilah untuk Yesus sebagai “Bintang Timur” (Wahyu 22:16 bnd Mat2:9)). Lusifer diciptakan Allah bersama-sama dengan para malaikat yang lainnya sebelum dunia dijadikan (Ayub 38:6-7 bnd Yeh 28:13,15). Dia tergolongan malaikat yang disebut kerubim (Yeh 28:14) yang terindah. Nabi Yehezkiel menyebutnya sebagai makhluk yang “maha indah”, suatu gambaran tentang keindahan yang sempurna. Hikmat dan pengetahuannya sangat tinggi (Yeh 28:12 menulis “penuh hikmat”). Selain itu, kemanapun dia jalan, selalu diiringi dengan alat musik seperti rebana (alat musik pukul) dan bangsi (alat musik tiup sejenis recorder atau suling).
                Rupanya Lusifer didisain Tuhan sebagai malaikat yang pandai bernyanyi dan bermusik. Maka tidak heran, Allah mempercayakannya menjadi pemimpin pujian dan penyembahan di Surga. Dalam prakteknya, Lusifer tidak perlu berteriak-teriak memanggil penghuni Surga lain untuk berkumpul dan menyembah Tuhan, tapi dengan kepakkan sayapnya, maka terdengarlah puji-pujian yang indah di Surga dan seisi Surga sujud menyembah Tuhan. Dia malaikat yang sempurna dan kharismanya luar biasa. Ia juga memiliki kekaguman penghuni Surga. Allahpun memberi dia kedudukan yang dekat dengan takhtaNya yang penuh dengan bebatuan yang indah. (Yeh 28:13-14).
                Dari tulisan ini, penulis bukan mau mengagungkan Lusifer, tetapi ingin sekedar menggambarkan bahwa ciptaan  Allah ini sungguh perfect. Sehingga tak berkelebihan kalau Lusifer dianggap sebagai musisi ternama di Surga pada waktu itu.
 KEJATUHAN MUSISI TERNAMA
                Semula, kelakuan dan sikap hati Lusifer suci dan sama sekali “tidak bercela” (Yeh 28:15). Dan sebagai bagian dari golongan malaikat yang dinamakan Kerub ini, tentu mula pertama Lusiferlah yang dipercaya menjaga kekudusan Tuhan (Kej 3:22-24; Yeh 10:1-10; Kel 25:18). Ada penafsir yang mengatakan dari beberapa malaikat penghulu (pemimpin) di Surga, seperti Michael, Gabriel, mungkin juga Rafael (dalam kitab Tobit) dan Lusifer, maka Lusiferlah yang paling disayang Tuhan. Hal ini mungkin dapat didebat, tapi yang pasti Allah sudah memberikan Lusifer segala sesuatu kecuali takhtaNya. Namun demikian Lusifer tidak puas dengan kedudukannya yang ada. Dia tergoda dalam hatinya ingin menyamai Allah, mau disembah dan dilayani. Hal ini ditulis dalam Yesaya 14:12-14 ada lima kali kata aku hendak. “Engkau yang tadinya berkata dalam hatiMu: Aku hendak naik ke langit (mau merebut Surga), aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah (bintang Allah adalah malaikat-malaikat Allah), dan hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara (mau memerintah). Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan (awan-awan merupakan gambaran kemuliaan Tuhan), hendak menyamakan yang Mahatinggi!” Ayat ini menunjukkan ambisi Lusifer yang berujung pada pemberontakkan dan kejatuhannya. Bisa dinamakan ini merupakan rencana kudetanya Lusifer dalam rangka melengser Allah dari singgasanaNya. Dia memang malaikat yang berkharisma dan punya pengaruh besar di Surga. Lama kelamaan dia merasa karena dirinyalah seisi Surga sujud menyembah Tuhan, dia berubah menjadi sombong dan serakah.
                Setidaknya untuk menggolkan rencananya tersebut ada sepertiga malaikat yang terhasut untuk melawan Allah juga untuk kepentingan pribadinya (Wahyu 12:4; 7-9). Banyak versi mengenai kapan persitiwa pemberontakan tersebut. Yang terpenting di dalam persoalan ini ialah Allah murka kemudian melemparkan Lusifer dan pengikut-pengikutnya ke bumi. Yesaya mencatat kejatuhan Lusifer :”Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur (terjemahan KJV “Lucifer”), putera fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi…” (Yes 14:12). Dalam Yehezkiel 28:15-17 dipaparkan pengusiran tersebut :”Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya. Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau kulempar…” Ini ganjaran dari makhluk yang berkharisma tetapi tidak berkarakter Illahi. Dibuang dari hadapan Allah. Lusifer tidak berhasil untuk menggulingkan Allah dan selamanya tidak akan pernah berhasil. Karena hal itu merupakan ambisi yang musthail. Tapi dia berhasil menjadi jahat dan menjadi pemimpin setan dan roh-rph jahat yang dijuluki ‘iblis’ (bhs Yunani “Diabolos” artinya pendakwa, pemfitnah, penuduh). Lusifer tetap dengan pesonanya, begitupun malaikat-malaikat yang jatuh itu dengan keistimewaanya masing-masing (Yudas 6; Mat 5:41).
 DOSA KESOMBONGAN
                Sampai detik ini, tujuan iblis tak berubah dia ingin disembah (diidolakan) seperti Allah dan juga ingin membuat anak-anak Tuhan dan para hamba Tuhan jatuh. Salah satu cara efektif untuk menjatuhkan adalah melalui musik. Panggung musik, termasuk mimbar di gereja sangat sepat menjadikan seseorang terkenal, karena lahan tersebut sarat dengan entertainment untuk mempertontonkan kebolehan yang dimiliki kepada banyak orang. Bahkan tidak sedikit penyanyi atau pemusik yang menjadi idola publik. Itulah sebabnya kita harus tahu bahwa walaupun dewasa ini liturgi gereja didominasi oleh musik, namum pujian dan penyembahan dalam ibadah sama sekali bukan untuk entertainment atau show. Juga bukan untuk menyenangkan gembala sidang atau pemimpin pelayanan lainnya. Tujuan utamanya adalah menyenangkan Bapa di Surga. Di sinilah terlihat perbedaan antara pelayan musik gereja dengan pemain musik sekuler. Karena selain perlu keahlian bernyanyi dan penguasaan alat musik, karakter setiap pelayan menjadi perhatian serius. Sikap hati pelayan itu harus benar dan menjaga kekudusan hati serta kehidupan yang berkenan. Kalau tidak, seorang musisi Kristen mungkin menjadi musisi terkenal dan ternama tetapi tidak dapat menjadi berkat maksimal dalam pelayannnya.Orang sejenis ini dikategorikan sebagai orang berkharisma tapi tak berkarakterkan Kristus.

Friday, May 3, 2013

Orang Kristen Sebagai Iman (Lewi Part 3)

POLA KEIMAMAN SEBELUM PL (SEBELUM DI SINAI)
Pada mulanya Allah mau setiap orang adalah imam bagi dirinya sendiri, hal ini terlihat sejak awal zaman. Baik Kain maupun Habel diajarkan untuk menjadi imam di hadapan Allah secara langsung (Kej 4:3-4).  Bahkan tercatat pada zaman Nuh, kepala keluarga (laki-laki) bertindak sebagai imam (Kej 8:20). Demikian pula pada zaman Abraham setiap kepala keluarga adalah “imam” bagi kelompoknya (Kej 12:7). Ia sendiri bertanggung jawab untuk mempersembahkan korban-korban (Kej 15: 9-10) dan upacara-upacara kudus (Kej 28: 18). Ia juga memberi berkat atas nama Allah (Kej 27: 27). Ishak, anak Abaraham pun melakukan hal itu (Kej 26:25). Yakub juga mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya... (Kej 31:54). Ayub, yang diperkirakan hidup di sekitar zaman Abraham atau sebelumnya juga mempersembahkan korban bakaran (Ayub 1:5).
POLA KEIMAMAN DALAM PL (SETELAH DARI SINAI)
Dalam Keluaran 19:6 Allah menyatakan rencanaNya untuk menjadikan bangsa Israel sebagai kerajaan imam. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan

Tugas Suku Lewi Sebagai Iman Besar(Lewi Part 2)

Di Artikel tentang ASAL MULA IMAM LEWI sudah dipaparkan garis keturunan dan kwalifikasi suku Lewi sehingga mereka layak diangkat sebagai imam-imam Tuhan yang melayani di Kemah Sembahyang atau di Bait Suci. Kini akan diulas tugas dan peranan kaum Lewi sebagai imam Allah.
TUGAS IMAM LEWI DI ZAMAN MUSA
Sejak bangsa Israel keluar dari Mesir, semua kepemimpinan berada di atas pundak Musa. Ia dipercaya sebagai pemimpin yang dipilih Allah untuk menuntun bangsa Israel. Musa menjadi mediasi antara Allah dan bangsa pilihan-Nya ini. Kepemimpinan yang bertumpuk-tumpuk ini menyebabkan tersitanya waktu dan tenaga Musa untuk menjalankan tugas kepemimpinan lainnya. Maka, Allah menyerahkan pelaksanaan jabatan imamat kepada Harun. Allah menahbiskan Harun beserta keturunannya sebagai pelaksana ibadah bagi bangsa Israel (Kel 28:1). Jabatan imamat ditetapkan Allah sebagai warisan turun-temurun bagi keturunan Harun (Bil 3:1-10). Harun diangkat sebagai imam besar yang terpilih di antara para imam lainnya untuk menjadi primus inter pares (orang yang dianggap senior) (Im 8:12; 21:10). Allah meminta Musa agar semua orang yang termasuk dalam bani Lewi ditugaskan khusus untuk membantu imam Harun. Mengenai alasannya kenapa Allah memilih suku Lewi, telah dikupas dalam PRAISE 19 yang lalu. Anggota bani Lewi yang diwajibkan bekerja harus berusia 30-50 tahun (Bil 4:35, 39, 43, 47). Kitab Bilangan 8:24 memperbaharui batas usia orang Lewi yang wajib bekerja minimal 25 tahun. Setelah berumur 50 tahun, mereka hanya diperbolehkan membantu rekan-rekan mereka. Allah menetapkan pembagian kerja para pelayan imam mengenai pemeliharaan Kemah Suci.
Pembagian kerja dibagi menurut ketiga bani Lewi yakni Gerson, Kehat dan Merari (Kel 6:16-18; Bil 3:17-37). Setiap kaum memiliki tugas yang berbeda di dalam Kemah Suci. Kaum Gerson memiliki tanggung jawab untuk mengurus Kemah Suci, tirai pintu Kemah Pertemuan, di sekeliling Kemah Suci dan mezbah (Bil 3:25-26). Kaum Kehat memelihara barang-barang kudus seperti tabut, meja, kandil, mezbah, dan perkakas tempat kudus (Bil 3: 27-31). Sedangkan, kaum Merari bertanggung jawab atas papan Kemah Suci, kayu lintang, alasnya dan segala perabotannya (Bil 3:36-38). Kewajiban yang mereka emban tidak boleh dilakukan oleh orang awam (Bil 3:38).
Dalam Alkitab ada  istilah “imam-imam orang Lewi’ seolah adanya pembedaan antara imam dan orang-orang Lewi (Ul 18:1,3,6 bnd Ul 17:9; 24:8; 27:9 bnd Yos 3:3; 8:33 ). Dan memang rupanya peran imam tidak dapat disamakan dengan peran orang Lewi sebagai pelayan imam. Walaupun Harun dan bani Lewi lainnya berasal dari satu keturunan yang sama, peran mereka berbeda satu sama lain. Kitab Bilangan 3 mencatat suatu pembedaan antara tugas imam dengan tugas orang Lewi. Namun demikian perbedaan diatas tidak menghilangkan tujuan yang sama bahwa Allah menetapkan seluruh bani Lewi sebagai pelayan Allah (Bil 3:12-13).
TUGAS IMAM DI ZAMAN DAUD
Pada zaman pembuangan, imam bangsa Israel belum terorganisir dengan baik. Kemungkinan besar para imam ini dapat diorganisir dengan baik setelah mereka memasuki tanah perjanjian. Khususnya  setelah pemerintahan raja Daud. Salah satu sumbangan penting dari Daud bagi peribadatan Israel adalah pengaturan tugas suku Lewi. Kepiawaiannya dalam membagi pelayanan kaum Lewi bahkan menjadi dasar untuk organisasi keagamaan Israel hingga ke zaman Perjanjian Baru. I Taw 23 :1-5 mencatat bahwa Daud membagi 38.000 orang Lewi pada zamannya menjadi 4 kelompok dan tugas mereka (ay. 24-32). Keempat kelompok tersebut disebutkan satu persatu: 24.000 merupakan kelompok yang melanjutkan tugas-tugas di rumah Allah (ps. 24), keturunan Harun juga termasuk kelompok ini (24:1-19) maupun orang-orang Lewi lainnya yang membantu keluarga tersebut; ada 6.000 orang diangkat sebagai para pejabat dan para hakim yang bertugas untuk mengatur urusan-urusan luar bangsa Israel (26:29-32); 4000 orang Lewi yang bertugas sebagai penjaga pintu gerbang dan juga harta kekayaan Bait Allah (26:1-28) dan ada 4000 orang Lewi yang bertugas sebagai tim musik (ps. 25). Para imam, orang-orang Lewi di Bait Allah serta tim musik kemudian diatur lebih lanjut ke dalam 24 kelompok yang pergantian tugasnya disesuaikan dengan masa-masa ibadah bulanan.
KESIMPULAN
Fungsi utama Imam adalah melayani di hadapan Tuhan (Ulangan 18:5,7). Dengan demikian Imam berperan penting dalam hal spiritualitas bangsa Israel Kuno. Tugas pokoknya adalah menjadi jembatan bagi manusia dan Allah. Peran utama seorang imam adalah sebagai pemimpin ibadah, ritus dan kultus. Imam juga diwajibkan untuk menjaga api tetap menyala di atas mezbah. Imam bertanggungjawab atas hukum-hukum yang mengatur hidup bangsa Israel. Dalam pemerintahan bangsa Israel, mereka mempunyai dua hukum.

Asal Mula Suku Lewi Menjadi Iman besar (Lewi Part 1)

Banyak orang Kristen salah memahami mengenai suku lewi. Suku Lewi di kalangan Israel dianggap sebagai gambaran dari para musisi rohani masa kini. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Untuk itu sebaiknya kita menggali lebih cermat tentang sejarah pengangkatan  suku Lewi sebagai imam dan fungsinya.
NENEK MOYANG SUKU LEWI
Ada baiknya untuk merunut tentang Lewi ini mulai dari Abraham yang sudah dikenal banyak orang. Seperti yang kita tahu bahwa dari Abrahamlah 3 agama besar lahir, yaitu Yahudi (berasal dari Ishak, yang lahir dari Sara – Kej 21:2-3), Islam (berasal dari Ismael, anak yang dilahirkan dari pembantunya, Hagar - Kej 16:15 bdn Gal 4:22) dan Kristen (dianggap sebagai Israel rohani – Gal 3:7-9,29). Anak Abraham yang bernama Ishak tersebut menikah dengan Ribka dan melahirkan anak kembar Esau dan Yakub (Kej 25:21-26). Anak kedua Ishak

Arti Kata HOSANA

Kata “HOSANA” tentu sudah tidak asing lagi di telinga orang Kristen, tetapi banyak orang yang belum memahami makna sesungguhnya, sehingga kadang diucapkan atau diteriakkan dalam situasi yang kurang tepat atau tidak pada konteksnya. Namun demikian dapatlah dimengerti seiring berjalannya waktu, kalau arti HOSANA sudah bergeser dari yang sebenarnya.
 MAKNA HOSANA DALAM PERJANJIAN LAMA
             Kata “HOSANA” ditemukan dalam kitab Perjanjian Lama di Mazmur 118:25, ditulis “Ya Tuhan berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan berilah kiranya kemujuran!”. Dalam bahasa Ibrani: A’YEHOVAH HOSYI’AH NA’ ‘ANA’ YEHOVAH HATSELIKHAH NA’.
            Menurut The Bauer-Danker Lexicon, kata HOSYANA’ adalah bentuk Aramaic dari kata IBrani HOSYI’AH NA’. Dalam pola bahasa Ibrani, HOSYANA’ terdiri dari hiphil imperative HOSYA’, selamat, dari kata dasar ‘YASYA’ (menyelamatkan). Kemudian diikuti oleh kata mini ‘NA’ yang berarti “memohon” [leksikon Ibrani : I (we) pray, now, please], yang berasal dari kata ‘ANA’, yang umumnya diterjemahkan “doa”, atau kami memohon kepadaMu. Sehingga istilah HOSYI’ANA ini dapat diartikan secara hurifiah: “Tolonglah kami (KJV: save now), kami memohon!”. Jadi kata ini merupakan sebuah permintaan untuk suatu bantuan yang tetap. “Datanglah membantu!” Dalam bahasa Jerman

120 Juta Tahun Lalu, Burung Punya Dua Ekor

Tim paleontologi dari Chinese Academy of Sciences, di Beijing, China, mengungkapkan bahwa 120 juta tahun lalu burung memiliki dua ekor. Te...