Labels
- attitude (24)
- beautiful (7)
- DID YOU KNOW? (44)
- Inspiratif (29)
- professing faith (6)
- Video (25)
- Wisdom (32)
-
Sungguh sangat tak mungkin Allah yang begitu suci dapat menciptakan satu makhluk yang kemudian menjadi iblis jahanam. Ini sebenarnya berte...
-
ARTI KERENDAHAN HATI Dalam bahasa Yunani kerendahan hati dituliskan dengan kata "praios" ( terjemahan b.Ingris : meek ) yang m...
-
Kata “HOSANA” tentu sudah tidak asing lagi di telinga orang Kristen, tetapi banyak orang yang belum memahami makna sesungguhnya, sehingga ...
Sunday, April 15, 2012
Benar disalahkan
Selalu diprotes dan disalahkan. Itulah kata yang tepat bila aktifitas kita dipandang salah, tidak benar, tidak manusiawi, tidak waras, tidak masuk akal, bertindak begini salah, bertindak begitu salah, ini salah, itu salah. Kita bisa bingung dan frustasi kalau menghadapi kenyataan seperti ini, karena itu satu-satunya solusi adalah kita harus memiliki pendirian yang kokoh dan kuat. Tidak mudah digoyang dan ditiup oleh 'angin'. Dengan memiliki pendirian yang kokoh dan kuat, maka kita dapat melangkah dengan mantap. Semoga dialog di bawah ini dapat kita ambil hikmahnya.
Bapak : Nak, ayo ikut bapak ke pasar.
Anak : Ya bapak.
Bapak : Di pasar, bapak akan beli khimar yang kurus.
Anak : Buat apa kita membeli khimar yang kurus ?
Bapak : Nanti kamu akan tahu. Bawalah buku catatan untuk menulis semua kejadian yang akan kita alami.
Setelah mendapatkan khimar yang dicari, maka keduanya segera pulang ke rumah.
Bapak : Nak, mari kita berjalan pulang dan perhatikan apa yang akan dikatakan orang nanti.
Bapak dan anak ini berjalan kaki pulang dengan menuntun khimar. Setelah beberapa puluh menit berjalan, mereka disapa oleh Fulan.
Fulan : Darimana pak ?
Bapak : Dari pasar, beli khimar.
Fulan : Buat apa ?
Bapak : Buat tunggangan.
Fulan : Katanya buat tunggangan tetapi mengapa khimarnya dituntun saja ? Tujuan beli khimar kan dijadikan untuk tunggangan. Bila tidak dinaiki berarti mubadzir. Memubadzirkan barang itu termasuk temannya setan.
Bapak : Nak, katanya kita ini temannya setan. Supaya tidak diolok-olok lagi, maka bapak yang naik dan kamu jalan kaki.
Anak : Ya bapak.
Lalu mereka meneruskan perjalanan lagi. Bapaknya naik khimar sedang anaknya berjalan kaki. Kemudian setelah beberapa saat melintasi jalanan, maka mereka disapa orang lagi.
Fulan : Darimana pak ?
Bapak : Dari pasar, beli khimar.
Fulan : Yang berjalan kaki itu siapa ?
Bapak : Dia itu anak saya.
Fulan : Mengapa anaknya yang tidak naik khimar. Dia kan masih kecil, sedang kamu sudah tua. Seharusnya mengalah pada anaknya sendiri. Itu namanya orang tua yang tidak punya kasih sayang kepada anak. Oleh karena itu, bila di hari tuamu nanti anakmu membalas perlakuanmu, maka jangan menyesal karena itu hasil didikanmu sendiri. Orang tua macam apa itu mementingkan diri sendiri.
Bapak : Nak, sekarang bapak dikatakan sebagai orang tua yang tidak punya kasih sayang. Oleh karena itu, biar bapak turun dan kamu sekarang yang naik khimar biar tidak dimaki orang.
Anak : Ya bapak.
Lalu bapaknya berjalan kaki sedang anaknya naik khimar. Beberapa saat kemudian mereka bertemu dengan orang dan disapa.
Fulan : Darimana pak ?
Bapak : Dari pasar, beli khimar.
Fulan : Yang naik khimar itu siapa ?
Bapak : Dia itu anak saya.
Fulan : Bagaimana bapak ini, anak dididik tidak sopan. Bapaknya ada dibawah, anaknya diatas. Jangan menyesal kalau kelak anakmu jadi kurang ajar karena sejak kecil memang dididik kurang ajar.
Anak : Pak, saya turun saja karena saya dituduh kurang ajar.
Bapak : Nak, sudah beberapa kali kita dicemooh orang. Tadi bapak yang diolok karena naik khimar, kemudian ganti kamu yang diolok karena naik khimar. Kalau begitu supaya tidak diolok dan dianggap salah, sekarang kita berdua sebaiknya naik khimar.
Anak : Ya bapak.
Di tengah jalan kemudian disapa orang lagi.
Fulan : Darimana pak ?
Bapak : Dari pasar, beli khimar.
Fulan : Khimar kurus kering begini dibeli ?
Bapak : Ya.
Fulan : Seharusnya menunggu agak gemuk dahulu biar dapat dinaiki berdua. Jelas khimar kurus kering dan lemah begini kok dinaiki berdua. Apakah tidak kasihan dengan khimarnya ? Mestinya yang naik itu satu orang saja. Kalau keduanya naik berarti sama dengan menyiksa khimar itu. Jangan menyesal nanti kalau di akhirat nanti kamu disiksa seperti perlakuanmu terhadap khimar itu. Agama sudah mengajarkan kasihanilah makhluk yang ada di bumi maka kamu akan dikasihi penduduk langit.
Bapak : Nak, kita turun saja.
Anak : Bagaimana sekarang sebaiknya pak ?
Bapak : Sekarang kita cari kayu dan tali saja nak.
Anak : Untuk apa pak ?
Bapak : Khimarnya kita pikul saja dengan kayu ini.
Anak : Kok khimarnya dipikul pak ?
Bapak : Bagaimana lagi nak, tidak dinaiki disalahkan, bapak yang naik juga disalahkan, kamu yang naik juga disalahkan, naik berdua juga disalahkan, jadi khimar ini kita pikul saja.
Lalu mereka meneruskan perjalanan dengan memikul khimar itu. Ditengah jalan disapa orang lagi.
Fulan : Darima pak ?
Bapak : Dari pasar, beli khimar ?
Fulan : Apakah khimar ini sedang sakit ?
Bapak : Tidak.
Fulan : Kalau tidak sakit, mengapa khimarnya dipikul ?
Bapak : Lagi kepingin mikul saja.
Fulan : Apakah khimarnya dapat berjalan ?
Bapak : Dapat.
Fulan : Bagaimana bapak ini, apakah masih waras atau tidak ? Otak kamu itu ada dimana ?
Anak : Pak kita berdua disebut tidak waras.
Bapak : Tidak apa-apa nak, dengarkan saja.
Anak : Bagaimana sekarang ?
Bapak : Berhubung sudah dekat rumah kita, maka diteruskan saja memikul khimar ini sampai ke rumah.
Maka setiba di rumah, isterinya pun berkomentar.
Isteri : Khimar ini beli dimana pak ?
Bapak : Di pasar.
Isteri : Khimar ini diikat dengan tali, apakah sakit ?
Bapak : Tidak.
Isteri : Bapak ini bagaimana sih, khimar tidak sakit kok dipikul. Lihat anak kita itu, apakah tidak kasihan sampai kelelahan memikul.
Bapak : Nak, sudah berapa orang yang menyalahkan kita. Jadi inilah nak, suaranya orang banyak. Seandainya kamu punya pendirian niat tidak menaikinya, walaupun di tengah jalan dicemooh oleh orang banyak, biarlah tetaplah berjalan sesuai pendirian kita, maka kita tidak sampai kebingungan berpindah-pindah posisi seperti tadi. Tujuan kita berganti posisi itu supaya tidak diolok-olok orang, ternyata tetap saja dicemooh.
Anak : Ya pak. Jadi kita harus mempunyai pendirian yang kuat.
Bapak : Ya nak, peganganmu harus kuat, jangan menghiraukan orang banyak.
120 Juta Tahun Lalu, Burung Punya Dua Ekor
Tim paleontologi dari Chinese Academy of Sciences, di Beijing, China, mengungkapkan bahwa 120 juta tahun lalu burung memiliki dua ekor. Te...