Labels

Saturday, May 5, 2012

Kisah David dan telpon umum

David kuliah di fakultas perdagangan Arlington USA
Kehidupan kampusnya, terutama mengandalkan kiriman dana bulanan secukupnya dari orang tuanya.
Entah bagaimana, sudah 2 bulan ini rumah tidak  mengirimi uang ke David lagi.
Di kantong David hanya tersisa 1 keping dollar saja.
David dengan perut keroncongan berjalan ke bilik telepon umum, memasukkan seluruh dananya  yaitu satu keping uang logam itu ke dalam  telepon. "Halo, apa kabar," telpon telah tersambung, Ibu David yang berada ribuan km jauhnya berbicara.
 " David dengan nada agak terisak berkata: "Mama, saya tidak punya uang lagi, sekarang lagi bingung karena kelaparan."
Ibu David berkata: "Anak tersayang, mama tahu." Sudah tahu kenapa masih tidak mengirim uang?
David baru saja hendak melontarkan dengan penuh kekesalan  pertanyaan tersebut kepada sang ibu, mendadak merasakan perkataan ibunya mengandung sebuah kesedihan yang mendalam. Firasat David mengatakan ada yang tidak beres, ia cepat-cepat bertanya:
"Mama, apa yang telah terjadi di rumah?"

Ibu David berkata: "Anakku, papamu terkena penyakit berat,
sudah lima bulan ini, tidak saja telah meludeskan  seluruh tabungan, bahkan karena sakit telah kehilangan tempat kerjanya,sumber penghasilan satu-satunya di rumah telah terputus. Oleh karena itu, sudah 2 bulan ini tidak mengirimimu uang lagi."

Mama sebenarnya tidak ingin mengatakannya kepadamu, tetapi kamu sudah dewasa, sudah saatnya mencari nafkah sendiri."
Ibu David berbicara sampai disitu, tiba-tiba menangis tersedu sedan. Di ujung telepon lainnya, air mata David juga "tes", "tes"
tak hentinya menetes, dan ia berpikir: Kelihatannya saya harus drop out dan pulang kampung.

David berkata kepada ibunya:
"Mama,kamu jangan bersedih, saya sekarang juga akan mencari pekerjaan,pasti akan menghidupi kalian."
Kenyataan yang pahit telah membuat David terpukul hingga pusing tujuh keliling.
Masih 1 bulan lagi, semester kali ini akan selesai, jikalau memiliki uang, barang 8 atau 10 dollar saja, maka David mampu bertahan
hingga liburan tiba, kemudian menggunakan 2 bulan masa liburan untuk bekerja menghasilkan uang.

Akan tetapi sekarang 1 sen pun tak punya, mau tak mau harus drop out.
Pada detik ketika David mengatakan "Sampai jumpa" kepada ibunya dan meletakkan gagang telpon itu sungguh luar biasa menyakitkan, karena prestasi kuliahnya sangat bagus, selain itu ia juga menyukai kehidupan dikampus fakultas perdagangan Arlington tersebut.

Sesudah meletakkan gagang telpon, pesawat telpon umum tersebut mengeluarkan bunyi gaduh, David dengan terkejut
dan terbelalak menyaksikan banyak keping dollar menggerojok keluar dari alat itu.
David berjingkrak kegirangan, segera menjulurkan tangannya menerima uang-uang tersebut.
Sekarang, terhadap uang-uang itu, bagaimana menyikapinya?
Hati David masih  merasa sangsi, diambil untuk diri sendiri,  100% boleh,
Satu: Karena tidak ada yang tahu,
Dua: Diri sendiri betul-betul sedang membutuhkan.

Namun bolak-balik dipertimbangkan, David merasa tidak patut memilikinya.
Setelah melalui sebuah pertarungan konflik batin hebat, David memasukkan salah  satu keping dolar itu ke dalam telepon dan menghubungi bagian pelayanan umum perusahaan telepon.
Mendengar penuturan David , nona pelayanan umum berkata: "Uang itu milik perusahaan telepon, maka itu harus segera dikembalikan (ke dalam mesin telepon)"

Setelah menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam uang itu, tetapi sekali demi sekali uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus menerus memuntahkannya kembali.
"Sekali lagi David menelepon pelayanan umum yang berkata: "Saya juga tak tahu harus bagaimana,
sebaiknya saya sekarang minta petunjuk atasan." Nada bicara David yang sendirian dan tiada yang menolong memancarkan getaran kesepian dan kuyu, nona pelayanan umum sangat dapat merasakannya, menilik perkataan dari ujung telepon dia merasakan seorang asing yang  bermoral baik sedang perlu dibantu.

Tak lama kemudian, nona pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang sedang bermasalah itu.
 " Dia berkata kepada David :
 "Saya telah memperoleh ijin dari atasan yang berkata uang tersebut untuk anda, karena perusahaan kami saat ini tidak punya cukup tenaga, tak ingin  demi beberapa dollar kusus mengirim petugas ke sana ."
"Hore!" David meloncat saking gembiranya.
Sekarang, uang logam itu secara sah dan gamblang menjadi miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama
menghitungnya, total berjumlah 9 dollar 50 sen. Uang sejumlah ini cukup buat David bertahan hingga bekerja memperoleh upah pertamanya pada saat liburan  nanti.

Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum terus sepanjang jalan.
Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang itu lantas mencari pekerjaan.
Dalam sekejap liburan telah tiba, David telah memperoleh pekerjaan sebagai pengelola gudang supermarket.

Pada hari tersebut, David menjumpai boss perusahaan supermarket, menceritakan kepadanya tentang kejadian di telepon umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan. Si boss supermarket memberitahu David boleh datang bekerja setiap saat, tidak hanya pada
liburan saja, sewaktu kuliah dan tidak terlalu sibuk juga boleh bergabung, karena boss supermarket merasa David adalah orang yang tulus dan jujur, terutama adalah orang yang seksama,membenahi gudang mutlak bisa dipercaya.

David bekerja dengan sangat giat, boss sangat mengapresiasinya dan juga merasa kasihan.
Si boss memberinya upah dobel. Sesudah menerima gaji, David mengirimkan keseluruhan gajinya kepada sang ibu, karenapada saat itu David sudah mendapatkan info bahwa ia berhasil memperoleh bea siswa untuk satu semester berikutnya.
Sesudah 1 bulan, uang dikirim balik ke David .
Sang ibu menulis di dalam suratnya:
"Penyakit ayahmu sudah agak sembuh, saya juga telah mendapatkan pekerjaan, bisa mempertahankan hidup."
Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan." Sesudah membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski
orang tuanya menahan lapar, juga tidak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu.
Setiap kali memikirkan hal ini, David berlinang bersimbah air mata, sulit menenangkan gejolak hatinya.
Setahun kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya.

Setelah lulus, David membuka sebuah perusahaan, tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $ 100..000.
Ia senantiasa tak bisa melupakan kejadian di telepon umum.
Ia menulis surat kepada perusahaan telepon tersebut:
"Hal yang tak bisa saya lupakan untuk selamanya ialah, perusahaan anda secara tak terduga  telah membantu dana US $ 9,50 kepada saya.  Perbuatan amal ini, telah membuat saya batal menjadi  pemuda drop out dan menuju kondisi miskin,
bersamaan itu juga telah memberi saya energi tak terhingga, mendorong saya setiap saat tidak melupakan untuk berjuang.
"Kini saya mempunyai uang, saya ingin menyumbang balik sebanyak US $ 10.000 kepada perusahaan anda,sebagai rasa terima kasih
saya.

Boss perusahaan telpon bernama Bill membalasnya dengan surat dipenuhi antusiasme:
"Selamat atas kesuksesan kuliah anda dan usaha yang telah berkembang.
Kami kira,uang tersebut adalah uang yang paling patut kami keluarkan.
Ini bukannya merujuk pada $9,50 yang dikembalikan dengan $ 10.000, melainkan uang itu telah membuat seseorang
memahami sebuah petuah tentang prinsip tertinggi kehidupan:
Di saat paling sulit,
Satu: Jangan melupakan harapan sudah ada di depan mata;
Dua: Jangan melupakan menjaga moralitas.

20 tahun telah berlalu,
bagaimana dengan David sekarang? Dikota Chicago ?  Amerika, terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai
sebuah bilik telepon umum, itu adalah gedung perusahaan ADDC.
Pendiri perusahaan ADDC, presiden direktur saat ini, ialah David .
David ,selain itu juga adalah salah satu penyumbang terbesar untuk badan amal.

120 Juta Tahun Lalu, Burung Punya Dua Ekor

Tim paleontologi dari Chinese Academy of Sciences, di Beijing, China, mengungkapkan bahwa 120 juta tahun lalu burung memiliki dua ekor. Te...