Saya selalu merasa tertarik kalau melihat kotak
peralatan tukang kayu yang Ayah siapkan. Dia adalah tukang kayu.
Peralatanya selalu tersimpan dengan baik di tempatnya masing-masing,
alat-alat terbaik yang ia beli jika memunyai uang. Dan celakalah
orang yang tidak memperlakukan salah satu dari peralatan itu dengan
baik, menghilangkan atau memergunakan satu alat itu untuk membuat
sesuatu yang tidak dirancangkan. Ayah saya bertumpu pada peralatannya
dan dia secara konsisten memeriksa apakah tiap peralatan itu
terpelihara dengan baik
.
Seorang pekerja rohani yang berbobot memunyai
peralatan khusus dan menggunakannya untuk memenangkan orang-orang
yang tersesat dan meneguhkan iman orang-orang Kristen yang baru
bertumbuh. Sekarang kita akan membuka dan melihat ke dalam kotak
peralatan itu. Dawson Trotman, pendiri The Navigators, biasanya
menceritakan kepada kita bahwa ada tujuh peralatan yang penting untuk
menolong orang lain.
Salah satu alat yang istimewa dalam pelayanan untuk
memenangkan jiwa ialah doa. Dawson tidak pernah melihat doa sebagai
suatu
tujuan akhir. Dia tidak menganggap doa sebagai alat pemuas diri
sendiri yang akan membawanya kepada suatu keadaan pengangkatan
gereja ke surga dan penuh kebahagiaan. Dia tidak memunyai keinginan
untuk masuk dalam dunia khayalan. Sebagai prajurit doa yang sejati,
Dawson memberitahukan kita, "Dalam menolong orang lain, bila Anda
memulai dengan doa berarti Anda mulai dengan Allah, dan bila Anda
memulai dengan Allah, berarti Anda memulai dengan benar."
Pertama-tama, melalui doa Allah dapat menunjukkan apa
yang biasanya Dawson sebut sebagai "rintangan bagi pertumbuhan dan
berbuah". Kita sering kali buta terhadap batu sandungan ini. Kita
tidak dapat melihat tiang telepon yang sangat dekat di mata kita
sendiri sejelas sebuah selumbar di mata saudara kita. Bagi saya, doa
Raja Daud adalah klasik dan langsung: "Selidikilah aku, ya Allah, dan
kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah
apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"
(Mazmur 139:23-24). Seorang pekerja perlu bertumbuh terus, tetapi
bila ada bagian dalam hidup kita yang tidak menyenangkan Allah, maka
pertumbuhan kita akan terhalang.
Kedua, mohonlah pada Allah untuk menolong Anda agar
orang-orang yang belum diselamatkan bersahabat serta memercayai Anda.
Pada tahun 1957, tiap minggu saya pergi berkunjung dengan salah satu
pendeta dari gereja Dundee Presbyterian Church di Omaha, Nebraska.
Pada suatu sore, kami mampir di rumah seorang usahawan yang memunyai
watak kasar dan keras. Gordon telah bertemu dengan orang itu
sebelumnya dan memperingatkan saya bahwa kami mungkin akan mengalami
kesulitan.
Orang itu membuka pintu, mempersilakan kami masuk,
dan kami memulai kunjungan kami dengan secangkir kopi. Dalam menjawab
salah satu pertanyaannya saya menunjukkan buku yang pernah saya
baca, dengan menyebutkan betapa besar arti buku itu bagi saya dan
bagaimana besarnya penghargaan dan penghormatan saya kepada
pengarangnya. Usahawan yang kejam ini kelihatannya terkejut. Dia
membawa saya ke ruang kerjanya dan memperlihatkan kepada saya buku
itu. Dia berkata bahwa buku itu telah banyak menolongnya juga, dan
secara jujur menyatakan keheranannya bahwa seorang seperti saya yang
melakukan "pekerjaan keagamaan" masih memerhatikan hal-hal yang
demikian.
Sesudah percakapan ini, dia dan saya menjadi teman
erat. Hingga hari ini -- dalam jangka waktu lebih dari 25 tahun --
saya kadang-kadang mengadakan perjumpaan dengan keluarga itu. Tetapi
yang paling menarik dari semuanya itu, dia dan hampir semua
keluarganya mengenal Tuhan. Pekerja harus rajin mengikuti nasihat
Paulus kepada Timotius supaya "melakukan pekerjaan seorang penginjil"
(2 Timotius 4:5).
Suatu hal yang menarik dalam cerita ini ialah ketika
sebelum Gordon dan saya membunyikan bel pintu rumah usahawan itu.
Saya berdoa dengan singkat dan bersungguh-sungguh supaya Allah akan
membuat sesuatu terjadi selama percakapan kami yang akan memungkinkan
saya dapat memenangkan kepercayaan dan persahabatan orang itu. Saya
juga meminta agar saya dapat memengaruhinya sehingga pada akhirnya
memenangkannya bagi Kristus. Ternyata Allah menjawab doa saya.
Ketiga, doa akan menolong Saudara menemukan kebutuhan
yang sungguh-sungguh dari orang Kristen yang bertumbuh dan apa yang
dapat Anda lakukan untuk menolongnya, agar memenuhi kebutuhannya.
Berdoalah dengan sungguh-sungguh bagi orang itu, mintalah hikmat dari
Tuhan. Berdoalah bersama dengan orang itu. Sering kali, orang itu
akan memulai dengan mengeluarkan isi hatinya kepada Tuhan. Melalui
saat-saat doa itu, bersama-sama Anda akan mengetahui pergumulan
apakah yang sedang dihadapinya, apa yang sedang memberati hatinya,
dan persoalan apa yang dihadapinya dalam perjalanannya bersama Tuhan.
Pelayanan Anda dalam hidupnya akan "menggaruk" tempat di mana dia
merasa sungguh-sungguh gatal.
Kita belajar bahwa pergaulan merupakan suatu
kenyataan. Fakta ini adalah dasar dari sistem belajar. Melalui sistem
itu, banyak ahli urusan bangunan belajar dengan kecekatan yang luar
biasa. Ketika kita melewatkan waktu dengan berdoa di hadapan Tuhan,
semakin lama kita makin menyerupai Dia. Paulus menyatakannya seperti
ini: "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang
tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang
adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar" (2 Korintus 3:18). Suatu kebenaran
yang hebat! Rahasianya ialah tinggal di dalam Kristus.
Alasan keempat dari doa ialah makin lama makin
menjadi seperti Kristus ketika kita bersekutu dengan-Nya. Bagi
seorang pekerja, salah satu mutu yang paling penting untuk berkembang
ialah selalu merasakan "sentuhan" Kristus -- hubungannya dengan
orang-orang lain. Bila Anda dan saya mau menjadi pekerja yang efektif
di ladang tuaian di dunia yang luas, kita harus memunyai sentuhan
ini dengan orang lain. Kristus mendatangi mereka yang cukup rendah
hati untuk menerima firman-Nya yang berkuasa dan sanggup mengubah
mereka dari hidup lama ke hidup baru.
Kita tidak pernah bisa menjadi saksi yang efektif
bagi Kristus bila tidak mau dan tidak dapat mengomunikasikan
kebenaran rohani itu kepada orang banyak. Yesus berkomunikasi secara
terbuka dan efektif: "Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana
mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya
mendengarkan Dia dengan penuh minat (Markus 12:37).
Kenneth Latourette menarik kesimpulan bahwa salah
satu alasan utama bagi keberhasilan pelayanan Kristen ialah bahwa
pelayanan itu pertama-tama kepada orang-orang biasa, selanjutnya
mereka ini akan menjadi alat yang penting untuk menyebarkan Injil.
Pengalaman membuktikan bahwa meluasnya kekristenan
tidak bersumber dari penginjil-penginjil profesional, melainkan
melalui orang Kristen awam yang kehidupan kekristenannya suci dan
murni. Mereka terbeban untuk bersaksi kepada orang-orang yang ditemui
di lingkungan kerja mereka, misalnya pekerja-pekerja batu bara,
kulit, kain, dan orang-orang tidak terpelajar lainnya.
Hiduplah dalam persekutuan yang erat dengan Kristus
dan membiarkan-Nya hidup melalui Anda. Dia tetap ingin
mentransformasikan kehadiran-Nya dan kuasa firman-Nya kepada
orang-orang yang bersahaja. Inilah salah satu kunci penting bagi
"pelayanan antarbudaya" yang banyak didiskusikan itu.
Orang yang pernah melayani dalam hubungan antarbudaya
itu adalah Yesus. Dia meninggalkan rumah surgawi-Nya, suatu tempat
suci dan murni, dan datang ke dunia yang kotor, penuh dosa dan
menjijikkan untuk berjalan di antara kita. Apakah Dia bergaul? Ya!
Apakah Dia mengadakan hubungan sampai ke hati? Ya! Apakah Dia akrab
dengan orang-orang? Ya! Ketika kita bercermin kepada hidup-Nya dan
pelayan-Nya, kelihatannya masuk akal bahwa hal yang paling penting
yang dapat dilakukan oleh pekerja-pekerja yang terpanggil untuk
menjadi misi antarbudaya ialah membiarkan-Nya terus menguasai kita.
Tinggallah di dalam Dia. Pergunakan banyak waktu untuk berdoa.
Lakukan pelayanan dengan penuh kuasa dari Roh Kudus. Izinkanlah Roh
Yesus mempergunakan Anda sebagai saluran. Melalui saluran itu, Yesus
dapat meneruskan pelayanan-Nya sekarang ini.
Apakah ini berarti bahwa pekerja-pekerja antarbudaya
tidak perlu mengerti adat-istiadat lingkungan, kebudayaan, atau
bahasa? Tidak! Tentu saja tidak. Hal ini hanyalah soal prioritas.
Meskipun mereka melakukan hal-hal ini, mereka tidak boleh sama sekali
menaruh kepercayaan mereka di dalam hal-hal ini. Keyakinan kita
ialah di dalam Allah. Dia adalah sumber kepercayaan hidup dan
pelayanan kita. Hidup di dalam Dia akan membuahkan buah yang tahan
lama. Yesus berkata, "Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa" (Yohanes 15:5). Ini adalah rahasia pelayanan yang
efektif karena jamahan Kristus.
Melewatkan waktu bersama Kristus akan membuat seorang
pekerja tetap berada dalam sasaran. Ini adalah keuntungan kelima
yang diperoleh seorang pekerja yang berdoa.
Sebuah buku yang pernah saya baca dan baca lagi
selama bertahun-tahun ialah "Lectures on Preaching" yang ditulis oleh
Phillips Brooks. Dalam bab yang berjudul "Seorang pengkhotbah dalam
pekerjaannya", dia berbicara tentang masalah menjaga supaya
prioritas kita tidak bergeser dan selalu dalam sasaran. Hati-hati
terhadap hobi Anda. Teguhkan diri Anda pada pusat pelayanan Anda,
jangan sekali-kali berada di luar lingkungan kegiatan. Nasihat yang
baik. Dengan sedikit menyerempet mungkin menarik, tetapi kita tidak
boleh hidup atau melayani menyimpang dari tujuan.
Seorang pekerja yang saya ajak berbicara tergoda oleh
jenis musik tertentu yang disiarkan oleh stasiun radio lokal. Memang
tidak berdosa. Namun, saya tidak menyukai musik jenis itu. Dan yang
menjadi persoalan ialah bahwa orang itu kelihatannya kehilangan
minat untuk memenangkan jiwa-jiwa.
Beberapa waktu yang lalu, saya bercakap-cakap dengan
seorang pekerja yang sedang berkampanye untuk mempromosikan suatu
gagasan bahwa minum anggur, bir, dan minuman-minuman keras lainnya,
menurut Alkitab tidak dilarang. Dia sangat dipengaruhi oleh gagasan
itu. Tujuan hidup dan pelayanannya telah berubah. Dia berada di ujung
garis batas dan saya kuatir dia sedang menuju kejatuhan.
Seorang pendeta memberitahukan pada saya baru-baru
ini tentang seorang laki-laki dalam jemaatnya yang rupanya cenderung
menghapuskan sekolah minggu. Orang itu tidak percaya pada kekuatan
sekolah minggu dan telah berusaha dengan seluruh misinya supaya
terlepas dari sekolah minggu itu. Dia berada di luar garis,
melewatkan waktu dan mengeluarkan energinya pada jalur yang salah,
menuju ke arah yang salah.
Beberapa hari yang lalu, saya berbicara dengan
seorang laki-laki muda yang percaya bahwa gereja seharusnya berbuat
lebih banyak untuk membantu pengungsi-pengungsi politik. Dia
berbicara tentang sekelompok orang-orang yang diganggu oleh
pemerintah. Orang-orang ini membutuhkan pertolongan dan gereja
seharusnya ikut campur. Tetapi lebih dari itu, dia mengatakan bahwa
hal itu seharusnya menjadi persoalan penting bagi gereja. Sebagian
besar dari sumber dan waktu gereja harus dilewatkan untuk membereskan
persoalan yang sangat rumit ini.
Ketika saya mendengar dia begitu bersemangat, saya
merasa yakin bahwa saya sedang mendengarkan orang yang menekankan
sesuatu di luar sasaran. Pekerjaan utama dari gereja ialah Amanat
Agung itu -- memenangkan jiwa yang sesat dan meneguhkan iman yang
telah diselamatkan. Bisa jadi hal-hal yang lain juga baik, namun
bukan menjadi sasaran pokok. Saya mengingatkan kawan saya untuk
merencanakan suatu revolusi sosial atau menyusun kembali suatu
masyarakat, tetapi mengutamakan memenangkan jiwa. Yesus berkata
tentang diri-Nya sendiri, "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari
dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10)
Bila Anda dan saya ingin menempatkan hidup kita pada
inti sasaran, kita tidak dapat berbuat lebih baik kecuali memakai
waktu berjam-jam dalam persekutuan dengan Kristus, sambil belajar
dari Dia yang terus-menerus melakukan segala yang menyenangkan Bapa.
Saya yakin inilah alasan penting yang telah menjadi inti sasaran
dalam kehidupan dan pelayanan Rasul Paulus, meskipun dia juga telah
memberikan sumbangan yang sangat besar dalam menjelaskan melalui
surat-surat kirimannya tentang iman yang seharusnya dipatuhi oleh
gereja Tuhan. Dia adalah pekerja yang utama dan penting dan secara
kebetulan adalah seorang ahli teologi dan seorang pengarang.
Ketika Dawson Trotman melihat kelompok kami membentuk
pekerja-pekerja, dia selalu menantang kami supaya berdoa. Suatu hari
dia memberitahukan kepada kami, "Bila Anda berdoa, percayalah kepada
yang tidak mungkin. Buatlah daftar proyek mengenai hal-hal yang
tidak mungkin yang Anda inginkan Allah lakukan hal itu." Tempat
teratas dalam daftar saya ialah keinginan supaya menjadi saksi yang
baik bagi Kristus. Saya meletakkan dua ayat di tempat teratas dari
daftar doa pribadi saya dan berdoa mengenai hal itu tiap-tiap hari.
Salah satunya ialah Amsal 18:24, "Ada teman yang mendatangkan
kecelakaan tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang
saudara."
Pada waktu itu, pekerjaan saya adalah memuati truk
yang menuju toko serbaada (Sears) Roebuck. Orang-orang yang bekerja
dengan saya sama sekali tidak tertarik pada berita Injil. Saya tahu
bahwa untuk memenangkan mereka, saya harus pertama-tama berkawan
dengan mereka. Kemudian kami dapat berbicara dan saya dapat
membagikan Kristus dengan mereka secara pribadi dengan cara yang
tidak tergesa-gesa. Ayat yang satunya ialah Amsal 17:22, "Hati yang
gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang." Saya membayangkan bila Allah akan menolong saya
dengan sikap yang ramah dan semangat yang gembira dalam pekerjaan
itu, maka Dia dapat mamakai saya untuk membangun suatu jembatan untuk
menjangkau orang-orang ini dengan Injil.
Pada waktu itu saya tidak mengira saya dapat
melakukannya. Tetapi Allah melakukannya. Akhirnya saya dekat dengan
orang-orang muda itu dan bersaksi kepada mereka. Kemudian sesuatu
yang tidak dapat dipercaya terjadi! Sebagian dari mereka datang
kepada Kristus. Istri dari salah seorang laki-laki itu datang kepada
Kristus. Dengan pengalaman ini sebagai permulaan, saya terdorong
berdoa untuk hasil lebih besar lagi. Saya segera mengerti akan hak
istimewa dan kuasa dari doa. Dawson mendorong kami supaya saling
mendoakan. Pada suatu hari dia berkata, "Saya merasa kasihan kepada
orang yang memunyai banyak pengagum tetapi sedikit pendukung doa."
Istri saya dan saya pada suatu kali mendapat hak
istimewa untuk mengunjungi Kelepi dan Finamoa Mailaui di pulau Tonga
di Pasifik Selatan. Kelepi dan Finamoa dimenangkan bagi Kristus saat
mereka bersekolah di Universitas di New Zealand. Sekarang ini mereka
adalah pekerja yang berbuah di kota asal mereka di Nuku`alofa, ibu
kota dari 360 kepulauan Tonga.
Pada suatu hari, mereka membawa kami melihat-lihat
pemandangan di pulau itu. Ketika kami melewati jalan pacuan
Manamo`ui, mereka mengatakan Manamo`ui berarti "mukjizat yang hidup".
Saya melihat pada jalur pacuan itu ketika kami lewat di dekatnya,
dan saya berpikir, "Tidak, jalur pacuan ini bukan mukjizat yang
hidup. Doa adalah mukjizat yang hidup." Melalui doa, kita nembawa
hati dan tangan Allah yang hidup kepada dunia ini. Melalui doa, orang
yang tersesat akan dibawa pulang. Melalui doa, bayi yang baru lahir
dalam Ktistus dibantu sepanjang perjalanan iman dan dibangun dalam
perjalanan mereka bersama Tuhan. Melalui doa, pekerja-pekerja akan
didatangkan ke ladang tuaian. Melalui doa, kita dapat membagikan
persoalan-persoalan pribadi dan keberatan-keberatan kita kepada
Allah, sambil menerima terang dan kekuatan yang kita butuhkan untuk
tugas- tugas harian dan tugas-tugas umum. Doa memang suatu mukjizat
yang hidup!