Kesaksian
yang luar biasa dari seorang Rahib Budha di Myanmar ( Burma) yang hidup
kembali menjadi seorang yang diubahkan. Prakata Kisah berikut adalah
terjemahan bebas dari kesaksian yang direkam dari seorang yang hidupnya
diubahkan. Ini bukan sebuah wawancara atau Biografi, Tetapi kisah yang
dituturkan oleh orang tersebut sendiri. Reaksi tiap-tiap orang
berbeda-beda ketika mendengar kisah ini. Ada yang dapat semangat, ada
yang ragu, beberapa bahkan mengejek dan mentertawakan, bahkan ada
beberapa dengan penuh kegusaran dan marah, yakin bahwa kisah ini adalah
'ocehan' dari seorang gila atau suatu penipuan yang cermat.Jika TUHAN menginginkan bagian dari kisah ini untuk KemuliaanNYA atau
untuk membangun UmatNYA, maka saya berdoa agar Roh Kudus bekerja di
dalam hati setiap pembaca. Beberapa orang menceritakan bahwa mereka
berfikir bahwa Rahib itu tidak benar-benar mati tetapi hanya ada dalam
ketidak sadaran (mati suri), dan hal-hal yang dia lihat dan dengar
adalah bagian dari halusinasi orang yang kena demam.Apapun
yang anda pikirkan, faktanya tetap bahwa kejadian ini secara drastis
telah menjadikan orang ini hidupnya berubah 180 derajat sesudah kejadian
di bawah ini.
Dia tanpa rasa takut, dengan berani mengisahkan
pengalamannya, dengan resiko besar, termasuk dipenjara. Dia juga dicaci
maki oleh saudara-saudaranya, teman-teman, rekan-rekannya dan diancam
dibunuh karena ketidaksediaannya untuk mengkompromikan kisahnya. Apa
yang memotivasi orang ini untuk berisiko? Kita mempercayainya atau
tidak, kisah ini layak untuk didengarkan dan dipertimbangkan. Dalam
masyarakat barat yang sinis banyak orang mendambakan bukti yang kuat
untuk hal-hal tersebut Bukti yang berani dihadapkan di pengadilan.
Inilah Kesaksian Pak Athet Pyan Shinthaw Paulu Mantan Budha,silakan di
baca yaa :Halo, nama saya Athet Pyan Shinthaw Paulu. Saya dari
negara Myanmar. Saya ingin berbagi dengan anda kesaksian saya ini
tentang apa yang terjadi pada saya, tetapi sebelumnya saya ingin
menceritakan sedikit latar belakang saya sejak saya kecil. Saya
dilahirkan tahun 1958 di kota Bogale, di daerah delta Irrawaddy Myanmar
selatan (dahulu Burma).
Orang tua saya penganut agama Budha yang beriman
(taat) seperti kebanyakan orang di Myanmar, memanggil saya si Thitphin
(yang artinya pohon). Kehidupan di mana saya bertumbuh sangat sederhana.Pada umur 13 tahun saya keluar sekolah dan mulai bekerja di perahu
nelayan. Kami menangkap ikan juga udang di beberapa sungai besar dan
kecil di daerah Irrawaddy. Pada umur 16 saya jadi pemimpin perahu. Saat
itu saya tinggal di utara pulau Mainmahlagyon (Mainmahlagyon artinya
pulau wanita cantik), di bagian utara Bogale dimana saya dilahirkan.
Tempat ini kira kira 100 mil barat daya Yangoon (Rangoon) ibu kota
negara kami.Suatu hari waktu saya berumur 17 tahun, kami
menangkap banyak sekali ikan dalam jala kami. Saking banyaknya ikan yang
kami tangkap, seekor buaya besar tertarik perhatiannya. Buaya itu
mengikuti perahu kami dan mencoba menyerang kami. Kami jadi ketakutan
sehingga dengan panik kami mendayung perahu kami menuju tepian sungai
secepatnya. Buaya itu mengikuti kami dan menyerang perahu kami dengan
ekornya.Walaupun tidak ada yang mati dalam kejadian ini, serangan itu
mempengaruhi kehidupan saya. Saya tidak mau lagi menangkap ikan. Perahu
kecil kami tenggelam kena serangan buaya itu. Malam itu kami pulang ke
kampung naik perahu tumpangan. Tak lama sesudah itu, bos ayah saya
memindahkan ayah saya ke kota Yangoon (sebelum disebut Rangoon).Pada umur 18 saya dikirim kesebuah biara menjadi Rahib muda. Kebanyakan
orang tua di Myanmar berusaha mengirimkan anak laki-laki mereka ke
biara Budha, setidaknya satu kali, karena merupakan suatu kehormatan
mempunyai anak laki-laki melayani dengan cara ini. Kami telah mengikuti
adat ini ratusan tahun.
Seorang murid yang bersemangat Pada saat saya
mencapai umur 19 tahun 3 bulan (tahun 1977) saya jadi Rahib. Rahib
atasan saya di biara itu memberi saya sebuah nama Budha baru yang sudah
menjadi adat/kebiasaan di negara saya. Saya dipanggil U Nata Pannita
Ashinthuriya. Pada waktu kami menjadi Rahib kami tidak lagi menggunakan
nama yang diberikan orang tua pada waktu lahir.Biara tempat saya
tinggal disebut Mandlay Kyaikasan Kyaing. Nama Rahib kepala ialah U
Zadila Kyar Ni Kan Sayadaw (U Zadila adalah gelar). Dia Rahib yang
sangat terkenal di seluruh Myanmar pada waktu itu. Setiap orang tahu
siapa dia.Dia sangat dihargai oleh orang-orang dan disegani
sebagai guru besar. Saya katakan dulu karena pada tahun 1983 dia
tiba-tiba mati dalam kecelakaan mobil yang fatal. Kematiannya
mengejutkan semua orang. Saat itu saya sudah 6 tahun jadi Rahib. Saya
berusaha jadi Rahib terbaik dan mengikuti semua ajaran Budha. Pada suatu
tingkat tertentu saya pindah ke sebuah kuburan yang kemudian saya
tinggali dan bermeditasi secara kontinyu. Beberapa Rahib yang
sungguh-sungguh mengikuti kebenaran Budha melakukan hal yang saya
lakukan ini. Beberapa bahkan pindah ke hutan dimana mereka hidup
menyangkal diri dan miskin. Saya cari penyangkalan diri, fikiran dan
keinginan, untuk menghindari penyakit dan penderitaan dan membebaskan
diri dari kehidupan duniawi. Di kuburan saya tidak takut setan, saya
berusaha untuk mencapai kadamaian batin dan sadar diri sampai-sampai
bila ada nyamuk hinggap ditangan saya membiarkannya menggigit tangan
saya dari pada mengusirnya. Bertahun-tahun saya berusaha untuk jadi
Rahib terbaik dan tidak menyakiti makhluk hidup.
Saya belajar
pelajaran Budha suci ini seperti semua nenek moyang kami lakukan sebelum
saya. Kehidupan saya sebagai Rahib berjalan terus sampai suatu waktu
saya menderita sakit keras. Saya ada di Mandalay waktu itu dan harus
dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Dokter melakukan beberapa
pengecekan pada saya dan memberitahu saya bahwa saya terjangkit penyakit
kuning dan malaria bersamaan. Sesudah sebulan di rumah sakit saya malah
makin gawat. Dokter memberi tahu saya bahwa tak ada harapan sembuh
untuk saya dan mengeluarkan saya dari rumah sakit untuk mempersiapkan
kematian. Inilah penjelasan singkat masa lalu saya.Sekarang
saya ingin menceritakan beberapa hal luar biasa yang terjadi pada diri
saya sesudahnya. Penglihatan Yang Mengubah Hidup Saya Selamanya Sesudah
saya dikeluarkan dari rumah sakit saya kembali ke tempat di mana para
Rahib yang lain mengurus saya. Saya makin hari makin lemah dan makin
susut karena badan busuk dan bau kematian, dan akhirnya jantung saya
berhenti berdenyut. Tubuh saya dipersiapkan untuk kremasi dan melalui
tata cara pemurnian agama Budha. Walaupun tubuh saya mati tetapi saya
ingat dan sadar dalam fikiran dan roh saya. Saya ada dalam badai besar.
Angin kencang meniup seluruh daratan sampai tidak ada pohon atau apapun
yang berdiri, semua rata, saya berjalan sangat cepat di jalan rata itu
untuk beberapa lama.Tak ada orang lain, hanya saya sendiri,
kemudian saya menyeberang sebuah sungai. Di seberang sungai itu saya
melihat danau api yang sangat sangat besar. Dalam agama Budha kami tidak
ada gambaran tempat seperti ini. Pada mulanya saya bingung dan tak tahu
bahwa itu adalah neraka sampai saya lihat Yama, raja neraka (Yama
adalah nama untuk raja neraka dalam kebudayaan Asia) mukanya seperti
singa, badannya seperti singa , tetapi kakinya seperti seekor naga (roh
naga).
Dia mempunyai beberapa tanduk di kepalanya. Wajahnya sangat
mengerikan dan saya sangat ketakutan. Dengan gemetar, saya tanya
namanya. Dia jawab "Saya adalah raja neraka, si Perusak!" Danau Api Yang
Sangat Mengerikan Raja neraka memberi tahu saya untuk melihat ke danau
api itu.Saya memandang dan melihat jubah warna kunyit yang
biasa dipakai rahib Budha di Myanmar. Saya memandang dan melihat kepala
gundul seorang laki-laki. Waktu saya lihat wajah orang itu saya
mengenalinya sebagai U Zadila Kyar Ni Kan Sayadaw (rahib terkenal yang
mati kecelakaan mobil tahun 1983). Saya tanya raja neraka mengapa
pemimpin saya, diikat dalam danau penyiksaan ini. Saya tanya "Mengapa
dia ada dalam danau api ini? Dia seorang guru yang baik." Dia bahkan
mempunyai kaset pengajaran yang berjudul 'Apakah anda manusia atau
anjing?' Yang sudah membantu ribuan orang mengerti bahwa sebagai manusia
sangat berharga jauh dibandingkan binatang. Raja neraka itu menjawab,
"Betul, dia seorang guru yang baik, tetapi dia tidak percaya pada TUHAN
YESUS KRISTUS.Itulah sebabnya dia ada di neraka." Saya diberi tahu
untuk melihat orang lain yang ada di dalam api itu. Saya lihat seorang
laki-laki dengan rambut panjang di lilitkan dibagian kiri kepalanya. Dia
juga mengenakan jubah. Saya tanya raja neraka : "Siapa orang itu?" ,
raja neraka menjawab, "Inilah yang kau sembah, Gautama (Budha)". Saya
sangat terganggu melihat Gautama di neraka. Saya protes, "Gautama orang
baik, mempunyai karakter moral yang baik, mengapa dia menderita di dalam
danau api ini?" Raja neraka menjawab saya "Tak peduli bagaimana baiknya
dia. Ia ada di tempat ini karena dia tidak percaya pada ALLAH yang
kekal". Saya kemudian melihat seorang yang lain yang tampaknya memakai
seragam tentara.Dia terluka di dada-nya. Saya tanya "Siapa dia?",
Raja neraka berkata "Ini Aung San, pemimpin revolusi Myanmar ".
Saya
kemudian diberi tahu, "Aung San di sini karena dia menyiksa dan membunuh
orang-orang Kristen, Tetapi terutama karena dia tidak percaya TUHAN
YESUS KRISTUS." Di Myanmar ada pepatah, "Tentara tak pernah mati, hidup
terus." Saya diberitahu bahwa tentara neraka mempunyai pepatah "Tentara
tak pernah mati, tetapi ke neraka selamanya."Lalu saya amati dan
melihat orang lain di danau api itu. Dia orang yang sangat tinggi dan
memakai baju baja militer. Dia juga menyandang pedang dan perisai. Orang
ini terluka di dahinya. Orang ini lebih tinggi dari siapapun yang
pernah saya lihat. Saya bingung karena saya tidak tahu siapa itu Goliath
dan Daud. Raja neraka berkata, "Goliath tercatat di Alkitab orang
Kristen. Kamu tidak tahu dia sekarang, tetapi kalau kamu jadi Kristen,
kamu akan tahu siapa dia.Lalu saya dibawa ke sebuah
tempat di mana saya lihat orang kaya dan miskin menyiapkan makan malam
mereka. Saya tanya "siapa yang memasak makanan untuk orang-orang itu?"
raja itu menjawab "Yang miskin harus menyiapkan makanan mereka, tetapi
yang kaya menyuruh yang lain untuk memasak untuk mereka."Ketika makanan sudah tersedia untuk yang kaya, mereka duduk untuk makan.
Segera setelah mereka mulai makan asap tebal keluar. Yang kaya makan
secepat sebisa mereka agar mereka tidak pingsan.
Mereka berusaha keras
untuk dapat bernafas karena asap itu. Mereka harus makan cepat-cepat
karena mereka takut kehilangan uang mereka. Uang mereka adalah tuhan
mereka. Seorang raja yang lain kemudian datang pada saya.Saya juga
melihat satu makhluk yang kerjanya menjaga api di bawah danau api agar
tetap panas. Makhluk ini bertanya pada saya "Apa kamu juga akan masuk ke
danau api ini?" Saya jawab, "Tidak! saya di sini untuk hanya
mengamati!" Bentuk makhluk yang menjaga api itu sangat menakutkan.Dia punya 10 tanduk dikepalanya dan sebatang tombak di tangannya yang
pada ujungnya ada 7 pisau tajam. Makhluk ini berkata "Kamu betul, kamu
datang ke sini hanya untuk mengamati. Saya tak temukan namamu disini".
Katanya "Kamu harus kembali dari mana kamu datang tadi" Dia menunjukkan
arah pada saya tempat terpencil rata yang saya lewati sebelumnya waktu
datang ke danau api ini. Keputusan Untuk Memilih Jalan Saya jalan cukup
lama, sampai saya berdarah. Saya sangat kepanasan dan kesakitan.
Akhirnya setelah berjalan sekitar 3 jam saya sampai di sebuah jalan yang
lebar. Saya berjalan sepanjang jalan ini beberapa lama sampai menemukan
persimpangan.Satu jalan arah kiri, lebar. Jalan yang lebih kecil
menuju ke sebelah kanan. Ada tanda disimpang itu yang berbunyi jalan
kiri untuk mereka yang tidak percaya pada TUHAN YESUS KRISTUS, jalan
yang lebih kecil menuju ke kanan untuk yang percaya TUHAN YESUS KRISTUS.
Saya tertarik melihat ke mana tujuan jalan yang lebih besar itu, jadi
saya mulai melaluinya. Ada 2 orang berjalan kira-kira 300 yard di depan
saya. Saya coba mengejar mereka agar dapat jalan bersama, tetapi
sekerasnya saya coba tak dapat mengejar mereka, jadi saya putar balik
dan kembali ke simpang jalan tadi.Saya terus perhatikan kedua
orang yang berjalan tadi. Waktu mereka mencapai ujung jalan tiba-tiba
mereka ditikam. Kedua orang itu berteriak sangat kesakitan. Saya juga
menjerit keras waktu melihat apa yang terjadi pada mereka Saya sadar
akhir dari jalan yang lebih lebar sangat berbahaya untuk mereka yang
menjalaninya.Melihat Surga Saya mulai melangkah ke jalan Orang
Percaya. Sesudah berjalan sekitar 1 jam, permukaan jalan berubah jadi
emas murni.Sungguh murni sampai-sampai waktu saya lihat kebawah
saya dapat melihat bayangan saya dengan sempurna. Kemudian saya lihat
seseorang berdiri di depan saya. Dia memakai jubah putih. Saya juga
mendengar nyanyian merdu. Oh, alangkah indah dan murninya! Sangat jauh
lebih baik dan berarti dibandingkan penyembahan yang kita dengar di
gereja manapun di dunia. Orang berjubah tersebut meminta saya berjalan
bersamanya. Saya bertanya padanya, "Siapakah namamu?" tetapi dia tidak
menjawabnya. Baru sesudah saya tanya dia 6 kali orang itu menjawab,
"Saya yang memegang kunci ke surga. Surga tempat yang sangat sangat
indah. Kamu tak dapat pergi ke sana sekarang tetapi kalau kamu mengikuti
TUHAN YESUS KRISTUS, kamu dapat pergi ke sana sesudah hidupmu selesai
di bumi". Orang itu bernama Petrus.Petrus kemudian meminta
saya untuk duduk dan menunjukkan pada saya sebuah tempat di sebelah
utara. Petrus berkata, "Lihat ke utara dan lihatlah ALLAH menciptakan
manusia".
Saya melihat ALLAH kekal di kejauhan. ALLAH berkata pada
seorang malaikat, "Mari kita ciptakan manusia." Malaikat itu memohon
Kepada ALLAH dan berkata, "Jangan menciptakan manusia. Dia akan berbuat
dosa dan mendukakan ENGKAU." (dalam bahasa asli Burma berarti: "Dia akan
mempermalukan ENGKAU") Tetapi ALLAH tetap menciptakan manusia. ALLAH
meniupkan nafasNYA dan manusia itu hidup.Dia memberi nama
orang itu "Adam". (catatan: agama Budha tidak percaya penciptaan dunia
atau manusia sehingga pengalaman ini sangat besar pengaruhnya pada rahib
itu). Dikembalikan Dengan Nama Baru Kemudian Petrus berkata, "Sekarang
bangunlah dan kembalilah melalui jalan di mana engkau datang. Katakan
pada orang-orang yang menyembah Budha dan menyembah berhala. Beri tahu
mereka bahwa mereka akan pergi ke neraka bila mereka tidak berubah.Mereka yang membangun kuil / kelenteng dan berhala juga akan ke neraka.
Mereka yang yang memberikan persembahan pada para rahib untuk
mendapatkan jasa untuk mereka sendiri juga akan ke neraka. Mereka yang
menyembah rahib dan memanggil mereka "Pra" (gelar kehormatan bagi rahib)
akan ke neraka. Mereka yang menyanyi dan memberikan hidupnya untuk
berhala akan ke neraka. Mereka yang tidak percaya Kepada TUHAN YESUS
KRISTUS akan ke neraka. Petrus memberi tahu saya untuk kembali ke bumi
dan bersaksi tentang semua apa yang telah saya lihat. Dia juga berkata,
'Kamu harus bicara dengan nama yang baru.Sejak saat ini kamu
harus dipanggil Athet Pyan Shinthaw Paulu (Paulus yang kembali hidup).
Saya tidak mau kembali. Saya ingin tinggal di surga. Seorang kemudian
malaikat membuka sebuah buku.
Pertama-tama mereka mencari nama masa
kecilku (Thitpin) dalam buku, tetapi mereka tak menemukannya. Kemudian
mereka mencari nama yang diberikan pada saya waktu masuk agama Budha (U
Nata Pannita Ashinthuriya), tetapi juga tidak tertulis disitu. Kemudian
Petrus berkata, "Namamu tidak tertulis di sini, kamu harus kembali dan
bersaksi tentang TUHAN YESUS KRISTUS pada orang-orang yang beragama
Budha." Saya berjalan kembali melalui jalan emas. Saya dengar lagi
nyanyian yang merdu, yang tak pernah saya dengar sebelumnya. Petrus
berjalan dengan saya sampai saatnya saya kembali ke bumi.Dia
menunjukkan pada saya tangga untuk kembali ke bumi antara surga dan
langit. Tangga itu tidak sampai ke bumi, tetapi berhenti di udara. Pada
saat di tangga saya lihat banyak sekali malaikat, ada yang naik ke surga
dan ada yang turun ke tangga. Mereka sangat sibuk. Saya tanya Petrus,
"Siapakah mereka?". Petrus menjawab, "Mereka pesuruh TUHAN. Mereka
melaporkan ke surga nama-nama mereka yang percaya TUHAN YESUS KRISTUS
dan nama-nama mereka yang tidak percaya." Petrus kemudian memberi tahu
saya, sudah waktunya untuk kembali.Tiba-tiba saya
mendengar sebuah tangisan. Saya dengar ibu saya sedang menangis,
"Anakku, mengapa engkau meninggalkan kami sekarang?" Saya juga mendengar
orang-orang lain menangis. Saya kemudian sadar saya sedang terbujur
dalam sebuah peti. Saya mulai bergerak. Ibu dan ayahku berteriak, "Dia
hidup, dia hidup!" Orang lain yang agak jauh tidak percaya. Kemudian
saya taruh tangan saya di kedua sisi peti itu dan duduk tegak. Banyak
orang ketakutan. Mereka menjerit, "Hantu!" dan berlari secepat kaki
mereka membawanya. Mereka yang tertinggal, diam dan bergemetaran. Saya
merasakan saya sedang duduk dalam cairan yang tak sedap baunya, cairan
tubuh, cukup banyak untuk dapat mengisi 3,5 gelas. Itu adalah cairan
yang keluar dari perut dan bagian dalam tubuhku ketika tubuhku terbujur
di dalam peti mati. Inilah sebabnya orang tahu bahwa saya sudah
betul-betul mati.
Di dalam peti mati ini ada semacam lembaran plastik
yang ditempelkan pada kayu peti. Lembaran plastik ini untuk menampung
cairan yang keluar dari mayat, karena tubuh orang meninggal banyak
mengeluarkan cairan seperti yang saya alami. Saya diberi tahu kemudian
bahwa hanya beberapa saat lagi saya dikremasi dalam api.Di
Myanmar orang mati dimasukkan kedalam peti mati, tutupnya kemudian
dipaku, dan kemudian dibakar. Ketika saya kembali hidup, ibu dan ayahku
sedang melihat tubuhku untuk terakhir kalinya. Sesaat lagi tutup peti
akan segera dipaku dan saya akan dikremasikan. Saya segera mulai
menjelaskan hal-hal yang saya lihat dan dengar. Orang-orang merasa
heran. Saya ceritakan orang-orang yang saya lihat di dalam danau api
itu, dan memberi tahu hanya orang Kristen yang tahu kebenaran, bahwa
nenek moyang kita dan kita sudah tertipu ribuan tahun!Saya
beri tahu mereka segala sesuatu yang kita percayai adalah kebohongan.
Orang-orang merasa heran sebab mereka tahu rahib macam apa saya dan
bagaimana bersemangatnya saya dalam pengajaran Budha. Di Myanmar ketika
seseorang meninggal, namanya dan umurnya ditulis disamping peti mati.
Ketika seorang rahib meninggal, namanya, umurnya dan masa pelayanannya
sebagai rahib dituliskan di samping peti mati. Saya sudah ditulis mati
tetapi seperti yang anda lihat, sekarang saya hidup!
---------------------------------------------------------------------------------(Penutup)
Sejak "Paul yang kembali hidup" mengalami kisah di atas dia tetap
menjadi saksi yang setia kepada TUHAN YESUS KRISTUS. Para Gembala di
Burma mengabarkan bahwa dia sudah membawa ratusan rahib lain untuk
beriman kepada TUHAN YESUS KRISTUS. Kesaksiannya jelas sekali tak
berkompromi. Oleh sebab itu, pesan dia telah menyakitkan banyak orang
yang tidak dapat menerima hanya ada satu jalan ke surga,Yaitu TUHAN
YESUS KRISTUS. Walaupun menghadapi penolakan yang sangat besar,
pengalamannya sungguh nyata sehingga ia pernah ragu maupun bimbang.
Setelah sekian tahun dalam lingkungan biara Budha, sebagai pengikut
ajaran Budha yang setia, beralih menyatakan Injil Kristus sesudah
kebangkitannya dari mati dan mendesak rahib yang lain untuk meninggalkan
semua dewa-dewa palsu dan menjadi pengikut TUHAN YESUS KRISTUS dengan
sepenuh hati. Sebelum sakit dan matinya dia tidak punya pengetahuan
sedikitpun tentang keKristenan. Semua yang dia dapatkan selama 3 hari
dalam kematian adalah baru dalam fikirannya. Dalam mengabarkan pesannya
sebanyak mungkin pada orang-orang. Lazarus modern ini mulai membagikan
audio dan video kaset mengenai kisahnya. Polisi serta pihak berwenang di
Myanmar sudah berusaha sekuatnya untuk mengumpulkan kaset-kaset ini dan
memusnahkannya. Kesaksian yang baru saja anda baca adalah salah satu
terjemahan dari kaset itu. Kami diberi tahu bahwa sekarang sangat
berbahaya bagi warga Myanmar untuk memiliki kaset ini. Kesaksiannya yang
tak kenal takut telah membuatnya dipenjara, di mana yang berwenang
telah gagal menawarkan dia untuk bungkam. Sesudah dilepaskan dia terus
bersaksi tentang apa yang dia lihat dan dengar. Keberadaannya sekarang
tidak jelas. Seorang nara sumber di Burma mengatakan bahwa dia di
penjara dan bahkan mungkin sudah dibunuh, sumber lain mengabarkan bahwa
dia sudah dilepaskan dari penjara dan sedang meneruskan
pelayanannya.amin...Sekian dari Kesaksian Tersebut...semoga bermanfaat yaa..